Wednesday, February 18, 2015

Menerobos Keterbatasan - Break Through the Limits

Qbaca dibangun dengan tujuan menjadi media baca yang sangat dinamis. Orang membaca untuk menambah pengetahuan, mengenal hal baru atau mencari hiburan. Tetapi buku sering ‘memaksa’ kita mendapatkan tujuan itu dengan satu indra, mata. Teks dan teks dan gambar dan foto dan semuanya diam, statis, tidak berubah-ubah.

Bacaan yang dinikmati dalam format kertas juga memiliki banyak keterbatasan. Buku kertas yang basah tidak dapat dibaca lagi, kecuali membeli sekali lagi. Buku kertas yang hilang atau tertinggal bila masih belum selesai dibaca, harus dibeli sekali lagi. Lebih buruk lagi adalah karena, ketika buku kertas dipinjam dan tidak dikembalikan, padahal ingin dibaca ulang, harus dibeli sekali lagi. Semua itu membuat Qbaca menarik untuk dibangun, karena sebuah buku digital, sekali dia tersimpan dalam cloud bookshelf tidak perlu membeli sekali lagi, sekali lagi dan sekali lagi.

Tetapi, saat akan dibangun, sudah ada beberapa toko buku digital yang berbisnis di Indonesia dan semua masih menyediakan ‘buku’ layaknya buku kertas. ‘Memaksa’ pembaca untuk mendapatkan pengetahuan, hal baru dan hiburan hanya dengan mata dan ditampilkan secara statis. Padahal buku-buku kertas, beberapa sudah mulai menyelipkan compact disc yang menyimpan video; cara memasak, cara merawat tanaman, cara menjahit pakaian dan banyak lagi. VCD diputar, buku lupa dibaca atau buku dibaca tetapi lupa tempat menyimpan VCD-nya. Itu yang sering dialami para pembeli buku, terutama di Indonesia. Maka Qbaca ingin menembus keterbatasan itu.

Sejak Qbaca dibangun hingga saat ini, keterbatasan akan konten yang statis itu, mau tidak mau harus ditembus dengan sesuatu yang similar dengan hypertext markup language yang mampu memberikan material/konten yang tidak statis. Pada awal Qbaca berdiri, karena keterbatasan konten yang tersedia di penerbit Indonesia, maka untuk sementara ePub sudah memadai, dengan reflowable content untuk kondisi text overflow yang memberikan kenyamanan bagi pembaca.

Keterbatasan juga dialami oleh para penulis, karena penerbit mau tidak mau mempertimbangkan hal bisnis dalam melakukan publikasi. Keterbatasan yang datang dari biaya cetak untuk ribuan eksemplar tiap judul, serta keterbatasan lokasi penyimpanan, bila buku tidak terjual habis. Keterbatasan itu juga adalah hal yang ingin ditembus oleh Qbaca. Banyak penulis, banyak komunitas penulis dan wadah yang tidak terbatas seperti yang disediakan Qbaca bisa cukup menarik bagi mereka.

Mengapa Qbaca berani menyatakan sebagai wadah yang tidak terbatas? Ya, teks, gambar, video, suara akan menjadi multimedia book yang disediakan untuk para pembaca. Sehingga keterbatasan penglihatan pun menjadi bukan masalah lagi bagi setiap orang yang ingin mendapatkan pengetahuan, hal baru ataupun hiburan.

Timeless, juga menjadi keterbatasan bagi banyak orang yang ingin banyak tahu. Qbaca sedang mencoba menggandeng banyak pihak dengan model bisnis yang saling menguntungkan agar informasi tentang dan dari masa lalu pun dapat dinikmati.

Bagaimana dengan device untuk membaca? Itu pun keterbatasan yang ingin diatasi oleh Qbaca. Berawal dari smartphone ber-OS android, berlanjut ke smartphone dengan OS yang lain, lalu sekarang menyediakan peluang untuk membaca melalui desktop dan laptop.

Bahkan di tahap lima tahun ke depan, Qbaca akan terus menerobos batasan demi batasan. Batas antar universitas, batas antar perpustakaan, batas antar Negara. Keterbatasan juga bisa dari alat bayar, dan Qbaca berusaha mengakomodir banyak alat bayar. Keterbatasan cara mendapatkan konten, Qbaca akan mengupayakan sistem sewa dan pinjam. Keterbatasan daya beli pada buku-buku best seller, akan diupayakan untuk bisa diperoleh secara gratis dengan model bisnis tertentu. Bahkan sumber penghasilan Qbaca juga diupayakan untuk tidak terbatas. Satu persatu akan terus diterobos, karena Qbaca dibangun untuk menerobos keterbatasan.

----
Qbaca built with the aim of becoming a very dynamic reading media. People read to gain knowledge, to know new things or seek entertainment. But the book is often 'forced' us to obtain those gain with only one sense; eyes. Text and text and images and photos and everything are static, unchanging.

Readings were enjoyed in paper format also has many limitations. Wet paper books can not be read anymore, except to buy again. Paper books are lost or left behind when you still have not finished reading, have to be purchased again. Even worse is because, when the paper books borrowed and not returned, but wants to be re-read, must be purchased again. All that makes Qbaca interesting to be built, as a digital book, once he stored in the cloud bookshelf does not need to buy again, again and again.

However, as will be built, there are already some digital bookstore that do business in Indonesia and all still provide a 'book' like a paper book. 'Forcing' readers to gain knowledge, novelty and amusement only with eyes and displayed statically. Whereas paper books, some have started to slip a compact disc that stores the video; how to cook, how to care for plants, how to sew clothes and much more. VCD plays, books forgot to read or read the book but misplacing his VCD. It is often experienced by the buyer of books, especially in Indonesia. So Qbaca want to break through the limitation.

Since Qbaca built to date, the limitations will be the static contents, would not want to be penetrated by something-similar to the hypertext markup language that can to provide the non-static contents. At the beginning of Qbaca standing, because of the limited content available on the publisher Indonesia, then for a while ePub is adequate, with reflowable content for text overflow conditions that provide convenience to the reader.

Limitations are also experienced by the authors, because the publishers have to consider business matter in the publication. Limitations that come from printing costs for thousands of copies of each title, as well as limited storage location, if the book is not sold out. That limitations is also something that wants to be penetrated by Qbaca. Many authors, many writers’ communities and the not-limited opportunities as provided by Qbaca can be quite attractive to them.

Why Qbaca boldly declared to provide a platform with less limitations? Yes, text, images, video, sound will be a multimedia book provided for the reader. So limited vision (or blind people) becomes less of a problem for anyone who wants to gain knowledge, new things or entertainment.

Timeless, also be a limitation for many people who want a lot to know. Qbaca trying to join with some parties to a mutually beneficial business model so that information about and from the past can be enjoyed.

How about a device to read? It also the limitations that Qbaca wants to overcome. Starting from smartphone with android OS, then smartphone with another OS, and now provides the opportunity to read through desktops and laptops.


Even at the stage of the next five years, Qbaca will continue to break through the other limitations. Borderless university textbooks, borderless libraries, etc. Limitations also in payments, and Qbaca trying to accommodate a lot of payment system. Limitations way to get content, Qbaca will seek lease and loan system. Limitations on the purchasing power of best-selling books, will be sought to be obtained free of charge with a particular business model. Even Qbaca income sources were sought unlimited. One by one we will continue break any limitations, because Qbaca built to break through the limitations.