Qbaca dibangun dengan tujuan
menjadi media baca yang sangat dinamis. Orang membaca untuk menambah
pengetahuan, mengenal hal baru atau mencari hiburan. Tetapi buku sering ‘memaksa’
kita mendapatkan tujuan itu dengan satu indra, mata. Teks dan teks dan gambar
dan foto dan semuanya diam, statis, tidak berubah-ubah.
Bacaan yang dinikmati dalam
format kertas juga memiliki banyak keterbatasan. Buku kertas yang basah tidak
dapat dibaca lagi, kecuali membeli sekali lagi. Buku kertas yang hilang atau
tertinggal bila masih belum selesai dibaca, harus dibeli sekali lagi. Lebih
buruk lagi adalah karena, ketika buku kertas dipinjam dan tidak dikembalikan,
padahal ingin dibaca ulang, harus dibeli sekali lagi. Semua itu membuat Qbaca
menarik untuk dibangun, karena sebuah buku digital, sekali dia tersimpan dalam cloud bookshelf tidak perlu membeli
sekali lagi, sekali lagi dan sekali lagi.
Tetapi, saat akan dibangun, sudah
ada beberapa toko buku digital yang berbisnis di Indonesia dan semua masih menyediakan
‘buku’ layaknya buku kertas. ‘Memaksa’ pembaca untuk mendapatkan pengetahuan,
hal baru dan hiburan hanya dengan mata dan ditampilkan secara statis. Padahal buku-buku
kertas, beberapa sudah mulai menyelipkan compact
disc yang menyimpan video; cara memasak, cara merawat tanaman, cara
menjahit pakaian dan banyak lagi. VCD diputar, buku lupa dibaca atau buku
dibaca tetapi lupa tempat menyimpan VCD-nya. Itu yang sering dialami para
pembeli buku, terutama di Indonesia. Maka Qbaca ingin menembus keterbatasan
itu.
Sejak Qbaca dibangun hingga saat
ini, keterbatasan akan konten yang statis itu, mau tidak mau harus ditembus
dengan sesuatu yang similar dengan hypertext markup language yang mampu
memberikan material/konten yang tidak statis. Pada awal Qbaca berdiri, karena
keterbatasan konten yang tersedia di penerbit Indonesia, maka untuk sementara
ePub sudah memadai, dengan reflowable
content untuk kondisi text overflow yang
memberikan kenyamanan bagi pembaca.
Keterbatasan juga dialami oleh
para penulis, karena penerbit mau tidak mau mempertimbangkan hal bisnis dalam
melakukan publikasi. Keterbatasan yang datang dari biaya cetak untuk ribuan
eksemplar tiap judul, serta keterbatasan lokasi penyimpanan, bila buku tidak
terjual habis. Keterbatasan itu juga adalah hal yang ingin ditembus oleh Qbaca.
Banyak penulis, banyak komunitas penulis dan wadah yang tidak terbatas seperti
yang disediakan Qbaca bisa cukup menarik bagi mereka.
Mengapa Qbaca berani menyatakan
sebagai wadah yang tidak terbatas? Ya, teks, gambar, video, suara akan menjadi
multimedia book yang disediakan untuk para pembaca. Sehingga keterbatasan
penglihatan pun menjadi bukan masalah lagi bagi setiap orang yang ingin
mendapatkan pengetahuan, hal baru ataupun hiburan.
Timeless, juga menjadi keterbatasan bagi banyak orang yang ingin
banyak tahu. Qbaca sedang mencoba menggandeng banyak pihak dengan model bisnis
yang saling menguntungkan agar informasi tentang dan dari masa lalu pun dapat
dinikmati.
Bagaimana dengan device untuk membaca? Itu pun
keterbatasan yang ingin diatasi oleh Qbaca. Berawal dari smartphone ber-OS android, berlanjut ke smartphone dengan OS yang lain, lalu sekarang menyediakan peluang
untuk membaca melalui desktop dan laptop.
Bahkan di tahap lima tahun ke
depan, Qbaca akan terus menerobos batasan demi batasan. Batas antar
universitas, batas antar perpustakaan, batas antar Negara. Keterbatasan juga
bisa dari alat bayar, dan Qbaca berusaha mengakomodir banyak alat bayar.
Keterbatasan cara mendapatkan konten, Qbaca akan mengupayakan sistem sewa dan
pinjam. Keterbatasan daya beli pada buku-buku best seller, akan diupayakan untuk bisa diperoleh secara gratis
dengan model bisnis tertentu. Bahkan sumber penghasilan Qbaca juga diupayakan
untuk tidak terbatas. Satu persatu akan terus diterobos, karena Qbaca dibangun
untuk menerobos keterbatasan.
----
Qbaca built with the aim of
becoming a very dynamic reading media. People read to gain knowledge, to know
new things or seek entertainment. But the book is often 'forced' us to obtain those
gain with only one sense; eyes. Text and text and images and photos and everything
are static, unchanging.
Readings were enjoyed in paper
format also has many limitations. Wet paper books can not be read anymore,
except to buy again. Paper books are lost or left behind when you still have
not finished reading, have to be purchased again. Even worse is because, when
the paper books borrowed and not returned, but wants to be re-read, must be
purchased again. All that makes Qbaca interesting to be built, as a digital
book, once he stored in the cloud bookshelf does not need to buy again, again
and again.
However, as will be built, there
are already some digital bookstore that do business in Indonesia and all still
provide a 'book' like a paper book. 'Forcing' readers to gain knowledge,
novelty and amusement only with eyes and displayed statically. Whereas paper books,
some have started to slip a compact disc that stores the video; how to cook,
how to care for plants, how to sew clothes and much more. VCD plays, books
forgot to read or read the book but misplacing his VCD. It is often experienced
by the buyer of books, especially in Indonesia. So Qbaca want to break through
the limitation.
Since Qbaca built to date, the
limitations will be the static contents, would not want to be penetrated by
something-similar to the hypertext markup language that can to provide the non-static
contents. At the beginning of Qbaca standing, because of the limited content
available on the publisher Indonesia, then for a while ePub is adequate, with
reflowable content for text overflow conditions that provide convenience to the
reader.
Limitations are also experienced
by the authors, because the publishers have to consider business matter in the
publication. Limitations that come from printing costs for thousands of copies
of each title, as well as limited storage location, if the book is not sold out.
That limitations is also something that wants to be penetrated by Qbaca. Many
authors, many writers’ communities and the not-limited opportunities as
provided by Qbaca can be quite attractive to them.
Why Qbaca boldly declared to
provide a platform with less limitations? Yes, text, images, video, sound will
be a multimedia book provided for the reader. So limited vision (or blind
people) becomes less of a problem for anyone who wants to gain knowledge, new
things or entertainment.
Timeless, also be a limitation
for many people who want a lot to know. Qbaca trying to join with some parties
to a mutually beneficial business model so that information about and from the
past can be enjoyed.
How about a device to read? It
also the limitations that Qbaca wants to overcome. Starting from smartphone with
android OS, then smartphone with another OS, and now provides the opportunity
to read through desktops and laptops.
Even at the stage of the next
five years, Qbaca will continue to break through the other limitations. Borderless
university textbooks, borderless libraries, etc. Limitations also in payments,
and Qbaca trying to accommodate a lot of payment system. Limitations way to get
content, Qbaca will seek lease and loan system. Limitations on the purchasing
power of best-selling books, will be sought to be obtained free of charge with
a particular business model. Even Qbaca income sources were sought unlimited.
One by one we will continue break any limitations, because Qbaca built to break
through the limitations.