Artikel ini dimuat di www.andriewongso.com
Seorang yang pernah membaca tulisan-tulisan saya di www.pembelajar.com menganggap bahwa saya sering memandang sesuatu dengan cara yang berbeda. Buat dia, tulisan-tulisan saya beberapa kali membuat dia mencoba hal-hal baru. Saya menganggap, dia telah membuka "kacamata kuda"nya.
Dia kemudian bertanya apa pendapat saya tentang tahyul dan ini jawaban saya.
Sekedar pendapat, saya tidak terlalu percaya Bill Gates, Oprah Winfrey, Richard Branson, Warren Buffet tidak percaya tahyul sedikitpun. Jujur saja, dalam beberapa sisi hidup saya, saya cukup percaya tahyul. Bagi sebagian orang, zodiak itu sama sekali tahyul, tetapi saya cukup percaya dengan zodiak. Sebagai seorang aquarius, saya percaya dan sudah sering terbukti saya bisa bicara dengan asyik dengan orang-orang gemini.
Saya bahkan sedang menulis sebuah buku tentang bagaimana zodiak bisa berperan dalam kelancaran bisnis. Buku ini justru saya persiapkan untuk membuka "kacamata kuda", karena mungkin ada hal di luar "jendela pandang" yang menarik lalu bermanfaat untuk dipergunakan.
Tapi di sisi lain saya menentang tahyul, dengan sesering mungkin berjalan di bawah tangga, misalnya. Pernah baca buku-buku yang membahas tentang brand, logo dll? Beberapa dari mereka juga percaya tahyul, selain soal kepraktisan.
Sebelum bicara lebih jauh saya mencoba mengecek Wikipedia tentang superstition atau superstitious.
Superstition adalah sebuah kepercayaan yang irrational bahwa kejadian di masa depan akan dipengaruhi oleh kejadian atau perilaku kita di masa kini, tanpa ada hubungan sebab akibat. Kucing hitam seringkali menjadi bagian dari banyak superstition. Nomor 13 seringkali dihindari oleh gedung-gedung umum, termasuk lantai dan nomor pintu, termasuk nomor kandang kuda di Santa Anita Park. Banyak sekali contoh tahyul ada di dunia ini.
Dalam disiplin akademis tentang folklore istilah superstition biasa digunakan untuk menunjukkan kepercayaan masyarakat yang diekspresikan dalam berbagai syarat. Jika Anda memecahkan kaca, maka kemudian Anda akan mengalami nasib sial selama tujuh (?) tahun penuh, kecuali bila Anda membuang semua pecahan tersebut ke air yang mengalir.
Setiap suku, setiap bangsa, setiap kelompok punya tahyul sendiri-sendiri. Kalau Anda sedang mempertentangkan tentang tahyul berdasarkan agama, mari saya ajak Anda melihat dari sisi lain. Sebuah tahyul adalah sesuatu yang dipercaya oleh seseorang atau sekelompok orang tetapi tidak dianggap logis oleh orang atau kelompok lain. Jadi ketika Anda bicara dari sisi agama, ketika Anda mempercayai sesuatu yang diajarkan oleh agama Anda, maka akan ada kelompok lain yang tidak menganut agama yang Anda anut akan menganggap Anda sedang bertahyul.
Saya tidak sedang mengkritik agama, agama manapun. Agama sesuatu yang sangat sakral bagi semua penganutnya. Sehingga akan lebih baik dibiarkan tetap suci tanpa perlu berdebat tentang tahyul dari sisi agama.
Yang jauh lebih penting adalah biarkan saja orang memiliki tahyul masing-masing. Lebih jauh lagi, beberapa pasar saham di negara-negara Asia banyak yang dipengaruhi oleh tahyul. Sebagaimana guru saya di pasar saham menyatakan bahwa apa yang terjadi di pasar saham adalah apa yang dipercaya oleh sebagian besar pemain saham di pasar tersebut.
Beliau menyatakan bahwa memang ada beberapa hitungan untuk saham seperti nilai beta dan lain-lain. Memperhitungkan bearish dan bullish beberapa saham unggulan, dan banyak lagi hal lain. Masalah sekarang adalah bahwa semua orang mempercayai hitungan tersebut. Maka setiap orang akan melakukan transaksi saham atas dasar perhitungan-perhitungan tersebut.
Sudah tahu kan bagaimana harga saham bisa naik atau turun? Seperti yang pernah saya tulis di artikel Benarkah itu Investasi di buku Kacamata Kuda, saya tidak percaya bahwa saham adalah investemen. Mengapa demikian? Pergerakan harga saham lebih mirip dengan karakteristik semua komoditas. Ketika supply lebih banyak daripada demand maka harga menjadi turun.
Sama persis dengan harga ketika terjadi panen cabe. Setiap kali panen semua petani akan segera menjual karena harga sangat tinggi tetapi dengan segera pasar akan oversupply dan harga turun.
Seorang teman pernah bercanda, kalau mau tahu harga cabe lagi mahal atau murah coba aja makan di warteg. Kalau sambal di warteg pedas maka berarti harga cabe sedang rendah. Semua petani hanya menjual cabe yang sudah matang dan pedas, sementara cabe yang belum matang akan tetap dibiarkan di pohonnya. Kalau rasa sambal tidak pedas bahkan ada rasa tomat atau wortel maka harga cabe sedang tinggi. Karena sangat tinggi, maka petani cabe akan menambahkan cabe yang belum matang untuk ikut dijual sehingga bila dicampur menjadi tidak pedas. Kemudian karena harga tinggi sementara sambal harus banyak, pengusaha warteg akan mencampurkan tomat atau wortel agar terlihat banyak dan tetap merah.
Saham di pasar saham tidak jauh berbeda dengan cabe. Segala macam cara berhitung hanya akan membuktikan apakah akan terjadi oversupply atau overdemand. Lihatlah ketika banyak orang yang mendaftarkan untuk menjual saham dari perusahaan tertentu maka harga saham tersebut akan turun. Tapi ketika banyak orang menyatakan ingin membeli saham perusahaan tertentu maka terjadi overdemand dan harga saham dari perusahaan itu akan naik.
Bahkan seringkali sekelompok orang tertentu menciptakan kondisi yang bisa terlihat bahwa banyak orang yang mencari saham dari perusahaan tertentu, padahal mereka juga yang memiliki banyak saham dari perusahaan itu. Atau banyak orang menyatakan akan menjual saham dari perusahaan tertentu agar harga turun padahal justru mereka yang ingin memborong saham itu. Pernah dengar shortselling kan?
Hal yang seperti inilah yang dimaknai oleh banyak pemain saham di pasar bursa di negara-negara Asia. Mereka telah memaknai saham tidak lebih dari komoditas yang sangat terkait dengan apakah akan terjadi oversupply atau overdemand.
Pernah tahu bahwa ketika bulan mendekati, saat atau segera setelah purnama akan terjadi tarikan yang sangat kuat terhadap cairan baik di bumi maupun di dalam tubuh ke arah bulan. Konsep tersebut kemudian dikaitkan dengan perubahan perilaku orang-orang. Memang tidak dapat dibuktikan dengan penelitian yang sangat valid sehingga cenderung irrational. Tetapi bagaimanapun, yang menyebabkan terjadi oversupply atau overdemand saham juga manusia, orang-orang, yang bisa terpengaruh dengan kondisi bulan. Sehingga dapat saja Anda memperhatikan kondisi bulan yang berkaitan dengan kondisi apakah akan terjadi oversupply atau overdemand.
Apakah Anda akan berkata bahwa yang seperti itu juga tahyul? Pernah Anda dengar bahwa di salah satu negara di Asia, orang-orang dalam bisnis saham di pasar bursa menggunakan perhitungan tentang konstelasi bintang di langit sebagai dasar untuk membeli atau menjual saham. Jadi bullish dan bearish atau dalam istilah saya oversupply atau overdemand ditentukan oleh astrologi.
Lalu apakah itu tahyul? Superstition adalah sebuah kepercayaan yang irrational bahwa kejadian di masa depan akan dipengaruhi oleh kejadian atau perilaku kita di masa kini, tanpa ada hubungan sebab akibat. Apakah benar tidak ada hubungan sebab akibat? Pernah dengar konsep Hipocrates tentang sanguin, kolerik, phlegmatik dan melankolik? Bahwa empat tipe tersebut dipengaruhi oleh gaya hidup masing-masing orang terutama karena pola konsumsi makanan dan minuman mereka. Sementara empat tipe itu adalah pengelompokan pola perilaku dalam menyikapi banyak hal terutama hubungan manusia.
Pernah ada masa yang menyatakan tidak irasional bila pola makan kita bisa menyebabkan pola perilaku kita dalam bersikap atau berhubungan dengan manusia lain. Tetapi di tangan Florence Littauer, konsep itu dikembangkan lagi dan mulai dipercaya oleh banyak orang. Mulai menjadi rasional. Hal tersebut menyepadani hubungan antara posisi bulan dengan bullish atau bearish.
Sesuatu menjadi tahyul saat ini hanya karena kita tidak melihat ada faktor lain yang menghubungkan satu kejadian dengan kejadian lain, termasuk tidak dilihat oleh orang-orang yang mempercayai ‘tahyul' itu. Namun ketika missing link nya terlihat maka kita akan menjadi sadar bahwa kejadian pertama menyebabkan missing link tersebut dan kejadian yang tadinya tidak terlihat itulah yang menyebabkan kejadian ke dua. Maka sebenarnya memang ada hubungan antara kejadian pertama dengan kejadian ke dua.
Lalu mengapa kita masih meributkan tahyul-rasional, salah-benar, baik-buruk. Semua itu toh mungkin masih berada di luar jangkau pandang kita. Biarkan saja bila Anda tidak percaya, tetapi biarkan juga bila orang lain percaya.
Jadi apakah tahyul itu?
ardian.syam@gmail.com
No comments:
Post a Comment