Thursday, April 16, 2009

Menjadi Pohon

Masih ingat ya ilmu biologi ketika Anda SMP? Ada 2 jenis pohon. Berakar serabut dan berakar tunggang. Maaf, bila istilah tersebut salah. Tetapi yang saya maksud adalah ada pohon dengan akar yang sangat halus dan pohon tersebut menjadi tidak kuat dan mudah tercerabut. Ada akar yang sangat tebal dan kuat. Sehingga ketika ada yang dapat mencabut pohon itu, maka akan terbentuk lubang yang sangat besar di tanah. Lagipula sangat sulit untuk mencabut pohon tersebut.

Nah, sudah dulu tentang ilmu biologi tetumbuhan. Karena kita diskusi tentang manusia. Tentang Anda dan saya. Tentang semua manusia, bukan tentang tumbuhan. Mari kita bayangkan sebuah pohon. Dia begitu besar, dengan akar yang kuat, memiliki daunan yang rimbun dan bahkan menumbuhkan buah yang bermanfaat.


Maka, seseorang yang ”menjadi pohon” juga demikian. Punya banyak manfaat bagi banyak orang karena dia menjadi orang besar dan berkharisma. Sehingga tidak hanya besar tanpa memberi manfaat. Apalagi bila dia menjadi besar dengan merugikan banyak orang. Aduh, itu sama sekali bukan contoh yang baik.

Tapi semua pohon yang tumbuh di muka bumi ini, kabar baiknya, tidak pernah memberi kerugian bagi siapapun atau apapun yang ada di sekitarnya. Maka, Anda bisa sangat percaya bahwa konsep yang sedang kita diskusikan akan sangat bermanfaat.

Sekarang coba Anda ingat saat berjalan di siang hari ketika hari sedang panas terik. Lalu di salah satu tempat ada sebuah pohon sangat rindang, maka Anda akan segera berteduh sebentar di bawah pohon itu sebelum tenaga Anda kembali dan dapat meneruskan perjalanan.

Tetapi apa yang dialami oleh pohon tersebut sebelum tumbuh menjadi demikian rindang? Dapatkah Anda membayangkan. Dia harus berjuang cukup keras untuk mendapatkan kebutuhannya dalam bertumbuh. Dia juga harus menantang matahari. Bukan hanya untuk waktu yang pendek, tetapi selama matahari terbit. Sepanjang hari, setiap hari, selama dia bertumbuh. Itu berarti bukan dalam hitungan minggu, tetapi bahkan dalam hitungan tahun.

Dalam pertumbuhan juga, dia tidak hanya mengalami hal-hal yang baik saja. Tetapi juga mengalami hal yang buruk. Bukankah dalam pertumbuhan, melampaui musim demi musim, beberapa daun terpaksa berguguran. Beberapa buah bahkan berjatuhan karena ditiup angin, padahal belum cukup matang untuk dikonsumsi.

Namun, kabar baiknya, semua yang berguguran dan jatuh serta membusuk di sekitar batang pohon tersebut, kemudian menjadi pupuk organik yang sangat membantu pertumbuhan sang pohon. Nah, bagaimana dengan Anda? Apakah hal-hal buruk bagi Anda dapat menjadi ”pupuk” yang memacu pertumbuhan mental Anda?

Ketika bertumbuh, memang terkadang ada burung yang bertengger di dahahnya yang rapuh. Karena rapuhnya dahan tersebut maka burung itu akan terjatuh. Benar bahwa ketika semakin kuat pohon itu, maka akan semakin kuat pula dahan yang didatangi burung untuk bertengger. Itu berarti akan semakin aman setiap burung yang bertengger. Bila Anda menjadi pohon, maka setiap orang yang bergaul dengan Anda juga belajar dari sikap Anda. Kemudian karena Anda membuat dia ”terjatuh”, Anda juga belajar untuk bersikap lebih baik. Membiasakan sikap yang membuat orang lain betah ”bertengger” di sekitar Anda.

Lalu Anda juga terus bertumbuh karena terpaan sinar matahari serta guyuran hujan. Anda dibuat besar karena panasnya siang hari berganti secara bergantian dengan dinginnya malam hari. Semua tantangan yang datang dalam hidup Anda ”sebagai pohon” bukan membuat Anda patah. Anda malah semakin kuat, semakin besar dan semakin menyenangkan.

Angin mungkin akan menggoyangkan pohon saat dia sedang bertumbuh. Tetapi tidak lagi menggoyang pohon, saat pohon tersebut sudah menjadi sangat besar. Dalam hidup Anda, akan ada banyak sekali tentangan dalam arah Anda mencapai apa yang Anda inginkan. Oh ya, silakan lihat ”Menemukan Impian”. Pasti akan ada pergesekan dalam perjalanan Anda menggapai impian, tetapi itu memang sesuatu yang niscaya. Berarti tidak bisa ditolak.

Pernah ingat konsep fisika untuk ban? Ban tidak akan dapat memutar as roda bila dia tidak bergesek dengan tanah atau aspal. Ketika dia memutar as roda, ban bahkan harus bergesekan hingga perlu diberi pelumas. Saat putaran terjadi maka akan ada gerakan pada kendaraan. Jadi, pergesekan justru sangat diperlukan untuk bergerak maju. Itu terjadi pada kendaraan dan terjadi pada hidup Anda. Hindari pergesekan sebenarnya Anda sedang menghindari kemajuan terjadi pada hidup Anda.

Nah, ketika ”menjadi pohon” Anda perlu menyadari bahwa akan ada pergesekan dengan lingkungan sekitar saat bertumbuh menjadi besar. Termasuk bahwa saat menjadi besar, terjadi pergesekan antara akar pohon dan tanah atau batu di sekitar. Hanya saja dalam pergesekan menjadi besar, kita perlu lebih hati-hati dan meminimalkan kerugian bagi pihak lain. Selain itu juga pergesekan perlu menjadi pelajaran bagi kita agar semakin lama pergesekan menjadi semakin halus.

Hal yang paling penting adalah bahwa di sekitar setiap pohon yang besar akan selalu ada pohon-pohon atau tumbuhan-tumbuhan kecil yang tidak hanya berlindung, tetapi juga mendapatkan sumber makanan dari pohon besar. Karena itu, menjadi pohon juga adalah pilihan.

Anda dapat menjadi pohon-pohon atau tumbuhan kecil yang berlindung dan ”mengemis” dari pohon besar. Atau bersama-sama dengan kelompok Anda, menjadi pohon-pohon besar sekaligus menjadi saluran berkah bagi banyak orang.

Hal terakhir yang Anda perlu ingat setelah memutuskan untuk menjadi pohon adalah pastikan Anda selalu mengatakan pada diri sendiri kata-kata berikut:

Saya terlalu pemalu untuk menjadi pengemis
Saya telalu penakut untuk menjadi perampok, dan
Saya terlalu bodoh untuk menjadi penipu.
Karena itu saya lebih memilih untuk menjadi pohon.

No comments: