Monday, April 7, 2008

Kabar Buruk

Saya kan sudah punya produk yang unik, cara pengemasan juga sangat baik dan cukup unik, saluran distribusi saya juga bagus tapi ternyata ada juga kompetitor. Kabar buruk?
Saya jual jasa, dengan saluran promosi yang khusus eh ada yang menggunakan saluran promosi yang sama untuk menjual jasa yang sama pula. Kabar buruk?
Bukan!
Mungkin kabar buruk buat Anda adalah: pertama, tidak akan pernah lama Anda sendirian tanpa kompetitor andaipun Anda menerapkan semua secara sempurna ajaran yang disampaikan oleh buku Blue Ocean. Kabar buruk kedua adalah, sangat salah bila Anda mencari terus sebuah bisnis yang benar-benar unik dan tidak ada kompetitor.


Benar, tidak ada bisnis yang tidak memiliki kompetitor. Karena ide bisnis apapun yang Anda fikirkan detik ini, mungkin sudah jalan sejak dua bulan yang lalu di belahan dunia yang lain. Itu berarti pada saat ide Anda mulai dipersiapkan untuk menjadi nyata, sangat besar kemungkinan bisnis yang dijalankan di belahan dunia lain itu sedang perlahan-lahan atau dengan cepat masuk ke Indonesia.
Maka, Anda akan terkaget-kaget. Mengapa ide yang Anda anggap unik dan kreatif, yang murni hasil kerja benak Anda, sudah menjadi kenyataan di tangan orang lain. Memang di buku saya “Telur Columbus” di bawah judul Dantotsu ada saya sebut bahwa kita perlu menjadi yang terbaik. Terus menerus memperbaiki performansi produk atau jasa yang disediakan perusahaan tempat kita bekerja.
Tetapi itu bukan merupakan jaminan bahwa tidak akan ada kompetitor. Kompetitor akan terus ada, seberapapun tersegmennya jasa atau produk yang Anda sediakan, tetap saja akan ada kompetitor. Seberapa pun Anda berusaha untuk menyediakan lebih baik, lebih baik dan lebih baik lagi, tetap saja akan ada kompetitor yang mengejar keunggulan produk atau jasa yang Anda sediakan.
Itu benar-benar kabar buruk!
Tetapi bukan masalah seberapa banyak kabar buruk yang akan Anda terima untuk bisnis yang sedang Anda jalankan. Tetapi seberapa baik cara Anda menyikapi kabar buruk tersebut.
Kompetitor Anda mengejar dan menyamai keunikan produk atau jasa yang Anda sediakan. Tenang saja. Cari tahu saja di mana mereka mendistribusikan produk atau jasa mereka sehingga Anda bisa masuk ke pasar yang sama. Mengapa justru menghindar dari pasar mereka?
Kalau Anda memang yakin bahwa produk atau jasa Anda memang baik dan tidak merusak konsumen, masuk saja ke pasar manapun. Berkompetisilah. Karena di sisi konsumen, Anda tidak dianggap sedang berkompetisi, tetapi dianggap sedang berbaik hati untuk memberikan alternatif bagi sebuah produk atau jasa yang mereka konsumsi. Sehingga mereka bisa memilih dengan cara mereka memilih; kualitas, kuantitas, harga kemudahan memperoleh dan banyak kriteria lain.
Ketika kompetitor menggunakan saluran distribusi yang kita gunakan selama ini, bukan lagi sebuah kabar buruk. Karena itu berarti dia ingin masuk ke pasar kita. Itu kabar baik. Berarti cara kita memilih pasar dianggap paling baik. Sekarang waktu yang tepat bagi kita sebagai incumbent di pasar dan bisnis tersebut untuk melakukan survey pada konsumen. Sama dengan hal di atas, kita jadi bisa memanfaatkan kenyataan masuknya kompetitor ke pasar kita untuk mengetahui apa urutan kriteria konsumen dalam memilih produk atau jasa.
Jadi kompetisi bukan kabar buruk. Bahkan ketika Anda belum lama berlayar tenang di lautan biru Anda sendiri.
Tidak ada kabar buruk.
\

No comments: