Ingat diskusi tentang “Ide Menulis Macet”? Nah, beberapa kawan sudah mencoba cara seperti itu. Sehingga ketika ide menulis mereka mendadak macet, maka mereka tidak memikirkan kemacetan itu. Mereka bersenang-senang dengan cara masing-masing. Ada yang main computer games, ada yang baca-baca novel atau buku serius, ada yang jalan-jalan (bisa tamasya ke luar kota, atau hanya ke mal). Bahkan ada yang hanya melihat-lihat ke luar melalui kaca jendela rumah mereka.
Selama proses recreation itu disarankan untuk tidak mengingat bahwa kita tidak menuliskan satu kalimatpun untuk tulisan-tulisan kita. Sama sekali harus dilupakan. Sehingga tidak ada kekecewaan karena kemacetan itu.
Benar bahwa mereka jadi refresh setelah melakukan proses recreation masing-masing. Tentu saja harapan mereka dan pasti juga saya, setelah itu akan langsung produktif menulis lagi. Ternyata itu hanya benar bagi sebagian orang saja. Tidak untuk beberapa orang lainnya.
Kok bisa?
Benar, saya lupa bahwa kegiatan recreation itu tidak lebih seperti proses hibernasi. Satu proses dalam kehidupan beruang-beruang kutub. Mereka hibernasi atau tidur yang panjang hingga berhari-hari tanpa melakukan kegiatan harian. Kemudian ketika bangun tidur, mereka kembali lagi ke kegiatan semula.
Kok disamakan dengan beruang sih?
Sebenarnya saya maksudkan istirahat dari kegiatan harian selama beberapa hari tanpa mengingat bahwa selama sekian hari tidak melakukan kegiatan. Dan para beruang melakukan selama lebih dari 1 hari untuk setiap masa hibernasi. Tapi kalau tidak ingin disamakan dengan beruang, baiklah kita pakai saja istilah bangun tidur. Toh ada periode produktif, kemudian periode pengalihan dari kegiatan produktif, untuk kemudian kembali produktif.
Nah, pernah kan perhatikan beberapa orang saat mereka bangun tidur?
Iya, benar. Semua orang yang pernah kita lihat saat mereka bangun tidur, melakukan proses bangun tidur yang berbeda-beda. Ada yang langsung bangun dan melakukan aktivitas. Tetapi, ada yang ngulet meluruskan kembali otot-otot dan urat-urat yang tertekuk-tekuk saat tidur, ada yang masih menutup mata walaupun indra pendengarannya sudah bekerja. Ada juga yang melakukan proses bangun tidur yang agak-agak menggelikan hingga menjurus jorok, sehingga tidak perlu kita bahas di sini.
Saya mengelompokkannya menjadi dua kalau begitu. Pertama, langsung on,untuk yang bisa langsung melakukan aktivitas segera setelah bangun tidur. Ke dua, fade in, bagi yang harus melakukan proses pendahuluan sebelum bangkit dari tempat tidur untuk melakukan aktivitas.
Jadi proses recreation dan aktif menulis kembali disamakan dengan tidur dan bangun tidur? Lumayan cocok lah.
Tapi kita tidak diskusikan yang langsung on, karena tidak ada masalah bagi mereka untuk kembali aktif menulis segera setelah proses recreation selesai. Kita akan diskusikan yang fade in. Mereka orang-orang yang perlu balik dulu ‘dunianya yang berbeda’ dan perlahan-lahan masuk ke aktivitas menulis kembali.
Jadi, gimana kalau saya yang masuk kelompok fade in?
Sebenarnya gampang, jauh lebih gampang dari yang dibayangkan. Karena urusannya dengan tulis menulis, maka untuk fade in, mau tidak mau harus dengan membaca tulisan. Bila dalam proses recreation yang dilakukan bukanlah membaca, maka mulailah membaca tulisan yang ringan-ringan dulu.
Kalau perlu mulai dari membaca tulisan-tulisan yang ada di billboard. Atau media iklan berukuran besar lainnya. Ini perlu untuk membiasakan kembali mata, pikiran dan rasa ke hal-hal berkaitan dengan ide yang menjadi sebuah tulisan.
Setelah proses ini (atau bagi kamu yang membaca sebagai aktivitas recreationnya), maka sekarang saatnya mulai membaca tulisan-tulisan kamu yang terakhir.
Untuk apa dibaca lagi? Kan kita yang tulis?
Justru karena kamu baru selesai ‘tidur’ yang mungkin ada sekian banyak hal yang bisa mengubah wawasan dan kepekaan, maka kamu perlu fade in ke dalam gaya dan arah tulisan kamu terdahulu. Sekarang kamu siap untuk kembali ke aktivitas menulis.
Kalau tetap tidak bisa?
Ya, ‘tidur’ lagi. Recreating lagi. Karena semua hal dalam hidup kita adalah hal yang harus disyukuri. Karena itu, nikmati saja dulu ‘kemacetan’ sementara ini.
2 comments:
Kalau saya menulis hanya seingatnya aja, mas Ardian.
Bisa nulis berdasarkan pengalaman dan pengetahuan saya yang seadanya saja.
Salam Luar Biasa Prima dari Surabaya,
Wuryanano
saya juga pengen bgt bisa nulis terus
tapi ya memang ga selamanya ada ide..
hibernasi ya?? nanti saya coba deh hibernasi.. :)
mampir drumah saya ya ;)
Post a Comment