Saya pernah menulis artikel berjudul “Formasi V” yang dimuat di wikimu.com. Dalam tulisan itu saya memberikan contoh teman saya. Beliau saya beritahu dan membaca tulisan tersebut.
Kemudian beliau memberi komentar seperti ini:
Ada faktor lain yang seharusnya dimunculkan, mungkin penulis belum menggali lebih detail kepada temannya. faktor yang saya maksud adalah Kejujuran dan kedisiplinan.
1. Kejujuran.
Faktor ini yang paling penting dalam suatu usaha, mitra usaha mau membantu kembali karena mereka tahu bahwa teman ini jujur.Ini memerlukan waktu yang lama dengan segala tingkah lakunya dalam bisnis, dengan segala perbuatannya selama terjalin hubungan dengan mitra-mitra yang lain, dan ini secara tidak langsung membuat rapot mereka dalam usahanya.
Mereka mempunya networking yang banyak, inipun akan memberikan report secara tidak langsung kepada yang lain sehingga menimbulkan kepercayaan / image yang sangat positif.
kembali ke formasi V... demikian juga dengan burung-burung tersebut, bahwa yang dibelakang sudah mempunyai kepercayaan yang penuh terhadap yang didepan, sehingga apabila yang didepan kelelahan yang dibelakang dengan sukarela segera menggantikan posisinya. inilah proses saling membantu.
2. Disiplin.
Faktor ini juga sangat penting dalam bisnis, karena disiplin ini akan mebuat mitra sangat percaya...ini harus kita jaga , jangan sampai kepercayaan ini hilang. disiplin dalam membuat janji, disiplin dalam pengembalian pinjaman, disiplin dalam memanage waktu... pokoknya disiplin inilah yang akan membuat seseorang dipercaya atau tidak.
Kemudian ada satu komentar lain yang menyatakan bahwa perlu juga keberuntungan. Lalu benarkah teman saya yang dijadikan contoh itu memang beruntung?
Di akhir “Formasi V” saya menyatakan bahwa untuk bangkit kembali dari keterpurukan tsunami yang melanda Meulaboh diperlukan network yang sangat baik. Lalu teman saya itu menyatakan bahwa network yang sangat baik tidak muncul begitu saja, bila beliau tidak menjaga kepercayaan dalam hubungan bisnis. Justru network yang muncul dari kepercayaan itulah yang membuat semua teman beliau membantu ketika bencana melanda usaha beliau.
Sementara kepercayaan baru bisa muncul dalam masa yang cukup panjang melalui dua cara yang beliau ungkapkan tadi. Bagaimana mungkin beliau tidak dipercaya bila beliau selalu membayar barang konsinyasi yang diterima tepat waktu. Setahu saya, beliau membayar setiap bulan. Selalu sesuai dengan nilai persediaan barang yang berhasil beliau jual dalam bulan tersebut. Ketika barang dagangan tidak berhasil dijual, beliau bahkan langsung memulangkan barang yang tersisa dan selalu disertai dengan pembayaran akhir sesuai nilai barang dagangan yang belum dibayarkan.
Sering juga ketika beliau masih ingin mempertahankan barang dagangan maka beliau dengan jujur menyatakan pada pemasoknya dan bersedia membayar nilai sebanyak semua barang dagangan yang dikonsinyasikan. Dengan demikian maka para pemasok benar-benar merasa aman dan tidak merasa takut ditipu oleh teman saya itu.
Dari kejujuran dan disiplin yang berjalan sekian lama, maka muncullah kepercayaan. Kepercayaan yang semakin tinggi maka muncullah network yang terus semakin baik. Maka karena network yang semakin baiklah bisa tumbuh fenomena Formasi V pada bisnis Anda.
Bagaimana dengan keberuntungan?
Setahu saya keberuntungan adalah ketika orang mencari pemain drum dan ternyata selama lebih dari tiga tahun kita sering berlatih menabuh drum. Keberuntungan adalah orang yang datang ke toko pernak-pernik aksesoris pakaian yang Anda miliki dan mencari korsase sementara kita memang suka membuat korsase. Keberuntungan adalah ketika perusahaan motivation training mencari trainer padahal semua teman di lingkungan sering Anda ajak untuk tetap bersemangat, percaya diri dan berani mencoba hal-hal baru.
Jadi keberuntungan, kalaupun memang ada, adalah kesempatan yang datang melintas di depan orang yang terus-menerus berlatih atau mempersiapkan diri. Ada banyak sekali kesempatan yang muncul dan beberapa tidak mampu kita raih, tetapi ketika sebuah kesempatan yang muncul berhasil kita raih, maka yang kita ingat bahwa itu adalah keberuntungan. Kita bahkan tidak ingat bahwa kita selama ini benar-benar berkonsentrasi pada kemampuan, sikap atau barang dagagan tersebut.
Lalu apakah keberuntungan ada?
Medan – Januari 2007
No comments:
Post a Comment