Friday, December 9, 2011

Persaingannya Mana?

Ada diskusi di salah satu milis yang saya ikuti. Beberapa bicara tentang global warming dan pemanfaatan non kertas untuk buku. Beberapa bicara tentang sensasi membaca sambil mencium aroma kertas. Ada pula yang bicara tentang buku anak yang mengajarkan sensasi meraba dan kertas yang aman bila terkunyah. Mereka sedang membicarakan persaingan antara e-book dan printed book.


Jadi menarik karena sebagian besar adalah pembaca printed book. Tidak ada seorangpun yang mengaku pernah atau sering membaca ebook menggunakan gadget / ereader dan tetap menyukai printed book. Ini mengingatkan kita pada pertarungan para penggemar bila dua idola bertengkar. Masing-masing akan menjelek-jelekkan idola yang lain.

Kenapa itu contohnya?

Ya, mari kita andaikan 2 penyanyi yang berbeda jenis musik. Bisa saja para penggemar mereka saling menjelekan yang lain. Tapi bagaimana kalau ternyata mereka diurusi oleh perusahaan perekaman yang sama? Apakah jadi masalah bagi perusahaan perekaman mereka? Album siapapun yang kita beli, tetap saja menjadi penghasilan buat label.

Lebih menarik lagi dalam kasus ebook dan printed book. Setiap penerbit bisa saja menjual dalam dua jenis, printed book maupun ebook. Karena masing-masing toh sudah punya penggemar sendiri. Pernah berhitung berapa yang didapat penerbit dari penjualan buku: sekitar 20% - 30% saja. Sekitar 15% - 20% dari harga jual buku tersedot untuk biaya cetak. Lalu sekitar 7% - 12% untuk royalti penulis. Lalu sekitar 20% harga jual keluar ke jalur distribusi dan sekitar 30% atau lebih untuk toko buku.

Bagaimana bila dijual melalui e-book? Yang terlibat hanya penulis, pemilik platform ebook store dan penerbit. Tidak ada biaya cetak, distribusi atau diskon untuk toko buku. Itu berarti dari persentase saja, penerbit bisa menerima lebih banyak.

Sehingga, walaupun harga jual lebih rendah, bila volume penjualan sama antara printed book dan e-book maka secara rupiah, penerbit bisa menerima jumlah yang sama pula. Itu artinya, penerbit tidak merasa perlu memilih.

Semakin banyak pemilik platform ebook store (hingga saat ini yang cukup populer: papataka.com dan wayangforce.com) maka akan semakin banyak pula peluang volume penjualan dari buku-buku yang dikeluarkan penerbit.

Bagaimana dengan pembaca? Gadget yang ada sekarang sudah semakin maju dan melindungi mata pembaca dari pendar cahaya yang ditimbulkan. Sehingga mengurangi atau memperlama rasa lelah bagi pembaca. Jadi tidak ada masalah bagi pembaca.

Bagaimana dengan pembaca yang merasa lebih memberi sensasi bila bisa membaca sambil mencium aroma kertas? Tidak perlu juga memilih untuk memaksakan diri membaca e-book, karena printed book masih ada.

Seperti saya katakan di milis yang saya sebutkan tadi, pembaca sangat bebas memilih. Bagi pembaca yang memiliki ruangan luas sehingga bisa membuat rak buku di rumahnya bahkan memenuhi dinding ruangan, printed book jelas lebih menarik untuk dikoleksi. Tetapi bagi pembaca yang suka tinggal di rumah mungil, maka ebook bisa merupakan jawaban bagi penggemar buku.

Bagi pembaca yang suka bepergian, bagaimana?

Sangat bergantung apakah dia mudah fokus atau tidak. Bila mudah fokus, mungkin untuk business travel yang hanya 5 hari, 3 buku saja mungkin sudah cukup. Karena mereka akan membaca satu buku sampai habis baru membaca yang lain. Tetapi bila suka membaca buku yang lain sebelum buku pertama selesai di baca, maka 5 hari mungkin butuh lebih dari 5 judul. Itu berarti perlu membawa tas lebih banyak, atau: e-reader.

Maka, sebenarnya persaingan jauh lebih terasa bagi perusahaan percetakan dan toko buku. Perusahaan distribusi mungkin akan beralih ke pengiriman barang lain. Tidak demikian halnya dengan usaha cetak dan toko buku, mereka akan mengalami penurunan volume usaha. Merekalah yang bersaing dengan pemilik platform ebook store.

Maka persaingannya justru bukan pada ebook atau printed book. Persaingannya justru antara usaha cetak dan toko buku dengan pemilik platform ebook store.

Karena itu, bila ada pembaca atau penerbit yang memperbandingkan mana yang akan menang antara ebook dan printed book, saya akan bertanya: persaingannya mana?



No comments: