Wednesday, December 5, 2007

Dicari: Penipu

Lho bukannya kalau di lowongan kerja, kata-kata yang ada justru dicari orang yang jujur?

Ya memang benar. Jadi ekstrim kan kalau ada lowongan kerja yang mencari penipu. Anda pasti akan sangat takut bila memiliki perusahaan yang mempekerjakan beberapa penipu? Yang pasti, saya sangat yakin, Anda sendiri bukan penipu. Anda tidak pernah menipu gaji para pegawai Anda. Anda tidak pernah menunda pembayaran gaji dengan alasan yang tidak sebenarnya.

Anda juga tahu tarif rata-rata untuk profesi tertentu sehingga ketika ada orang dengan profesi tersebut bekerja di tempat Anda, maka Anda tidak akan menipu dengan membayar gaji mereka jauh di bawah tarif rata-rata.



Anda bahkan tidak pernah menipu satupun konsumen Anda. Dengan memberikan janji harga yang murah tetapi tidak memberi tahu bahwa mereka baru bisa mendapatkan harga murah tersebut setelah mengkonsumsi banyak. Itu kan berarti bukan harga murah “tanpa syarat apapun”. Anda juga tidak pernah menipu konsumen dengan program sementara yang memang memberikan harga murah tanpa syarat, agar program berikut yang memberi syarat yang banyak untuk harga murah tidak disadari oleh konsumen.

Jadi kalau Anda memang bukan penipu, maka Anda tentu tidak membutuhkan penipu. Bahkan seorang penipu pun tidak membutuhkan penipu lain bekerja untuknya, bukan? Jadi siapa yang mencari penipu? Tidak ada!!!

Nah, Anda yang belum memiliki perusahaan, berarti sekarang sudah sangat sadar bahwa tidak seorangpun, bahkan seorang penipu, yang ingin mempekerjakan penipu.
Tetapi penipu yang kita bahas tadi hanya penipuan yang dilakukan perusahaan pada konsumennya, kan?

Benar, sekali. Ada sedikit sekali perbedaan antara penipuan dengan promosi, kata orang-orang.

Jadi bagaimana yang dikatakan menipu?

Ada seorang teman yang mengatakan bahwa bila Anda tahu Anda tidak dapat mengoperasikan aplikasi word tetapi Anda menyatakan bahwa Anda mampu mengoperasikannya, itu katanya menipu.

Ada lagi yang bilang, bahwa bila Anda menyatakan bahwa Anda bisa mengoperasikan aplikasi-aplikasi MSOffice walaupun Anda tidak dapat mengoperasikan word itu bukan menipu, karena toh masih ada powerpoint dan excel dalam kelompok aplikasi software tersebut. Benarkah?

Oh, Anda bilang itu menipu? Saya fikir juga demikian, toh Anda dapat menyatakan bahwa Anda bisa mengoperasikan aplikasi powerpoint dan excel, yang dengan demikian calon pemberi kerja akan bertanya; ‘bagaimana dengan word?’

Di saat inilah Anda dapat menunjukkan betapa Anda adalah orang yang sangat positif dengan menjawab ‘Saya bersedia belajar dengan sangat keras untuk dapat mengoperasikan aplikasi tersebut.’

Itu tidak menunjukkan bahwa saya tidak mampu mengoperasikan word?

Tentu. Dan keputusan pemberi kerja sangat tergantung pada pekerjaan apa yang akan diberikan pada Anda. Bila Anda akan diberikan pekerjaan sebagai pemasar yang berarti Anda harus sering membuat laporan pekerjaan, mungkin malah jauh lebih penting bila Anda mengerti membuat laporan dengan menggunakan tabel-tabel. Sehingga pemberi kerja, mungkin bersedia menunggu hingga Anda mampu mengoperasikan aplikasi yang belum Anda kuasai.

Lho, bukannya kita harus berfikir bahwa kita bisa?

Berfikir bahwa kita bisa belajar, bukan berfikir bahwa kita bisa melakukan. Bukankah Anda tahu sekali, tidak seorangpun yang mampu berjalan ketika baru lahir, sehingga satu-satunya kemampuan yang kita miliki sejak kita lahir hingga saat kita akan meninggal hanyalah; belajar.

Kemampuan lain yang dimiliki oleh siapapun yang ada di sekitar Anda tidak mungkin mereka dapatkan begitu saja tanpa belajar. Bukankah demikian?
Bagaimana dengan sikap?

Saya fikir sama saja, katakanlah misalnya seseorang yang mempunyai sikap bahwa semua hal yang tidak menyenangkan yang dia terima justru datang dari orang lain. Pernah bertemu dengan orang seperti ini? Cukup, cukup, jangan sebutkan namanya...
Nah, orang seperti ini memang biasanya temperamental tetapi sekaligus plin-plan. Satu saat dia begitu menyenangkan tidak akan marah ketika seseorang tanpa sengaja menarik rambutnya agak keras, tetapi ketika rambutnya tanpa sengaja pula dan tidak keras tertarik oleh anaknya, dia bisa marah besar.

Nah, dengan sikap seperti ini, mungkin akan banyak orang yang perlahan-lahan menjauhi dirinya. Tetapi ketika dia dijauhi, maka orang-orang itulah yang salah karena mereka memilih-milih untuk berteman.

Benarkah demikian? Benarkah Anda masih terus akan berbaik-baik dengan orang seperti ini? Tidak juga kan?

Apalagi kalau Anda mendengar dari orang lain bahwa dia mengatakan Anda lah yang tidak ingin berteman dengannya karena dia miskin, hitam, jelek atau apapun. Padahal justru karena sikapnya lah yang membuat Anda tidak ingin bergaul terlalu dekat dengannya.

Nah, Anda mengenal orang seperti ini kan? Orang yang selalu menganggap bahwa dirinya adalah yang paling baik sementara semua orang yang menjauhi dirinya adalah setan dari neraka yang harusnya dihukum dengan hukuman paling berat di dunia.

Tepat sekali!!! Memang jawaban Anda sangat tepat. Itu justru penipuan yang paling parah. Menipu diri sendiri. Buruk rupa cermin dibelah, kata orang-orang Melayu.
Maka, ketika orang-orang menjauhi kita maka ada sesuatu yang tidak beres. Teman, saudara, pacar, istri, orangtua, anak siapapun dan sesedikit apapun ketika ada orang yang mulai menjauhi kita, itulah saatnya kita perlu waspada. Jangan-jangan kitalah yang membuat mereka menjauh.

No comments: